Kandasnya Kapal di Perairan Batu Berhenti Batam, Bagaimana Peran VTS ?

0
663

JAKARTA – Kandasnya 2 kapal kontainer jumbo pada area yang sama sekitar titik koordinat 01° 11′ 213″ N / 103° 52′ 797″ E Perairan Batu Berhenti Batam, Kepulauan Riau hanya pada kurun waktu 6 bulan menyisakan pertanyaan. Bagaimana pengawasan Traffic lalu lintas kapal oleh VTS (Vessel Traffic Service) ?

VTS yang merupakan perangkat penuntun navigasi kapal saat dialur pelayaran akan sangat membantu bila peranya itu sendiri berfungsi dengan baik. Sedang area Batu Berhanti sendiri berada di Selat Singapore yang mana masuk dalam coverage Radar milik VTS Singapore. Apakah sebelum kejadian kandas atau mendekati area yang dangkal VTS sudah memberi peringatan.

“Seharusnya VTS memberi peringatan pada saat ada kapal yang bergerak menuju atau berada di zona bahaya,” kata seorang Pandu Deepsea yang engan disebut namanya, Rabu (2/12/2020).

Pertanyaanya, mampukah Indonesia melakukan pengawasan terhadap kapal – kapal yang berlayar diperairan Indonesia khususnya wilayah Batam agar selamat dari bahaya navigasi. Khususnya untuk pelayanan kapal di Selat Malaka, Selat Philippine dan Selat Singapore . Singapore memiliki 3 VTS yaitu VTS West , VTS Central dan VTS East.

“Dimana kurang lebih 300 kapal per hari keluar/masuk ke Singapore,” terang sumber

Sementara, Direktur Navigasi Ditjen Perhubungan Laut, Hengki Angkasawan saat dihubungi titikomapost.com terkait terkait peran VTS Indonesia mengatakan, VTS Batam selalu memberikan warning terhadap kapal-kapal yang memasuki perairan Indonesia yang melintas di Batam utamanya di Batu Berhenti, namun kewenangan kita bukan sebagai otoritas yang berhak untuk memberikan informasi, skema straitrep sektor ini komunikasinya di handle singapore

“Laporan dari VTS Batam, kapal ini menghindari tug boat dolpin yang crossing melintas TSS (Traffic Sparation Sistem) dengan sudut dibawah 90°, saat ini sedang dilakukan investigasi terhadap tug boat ini oleh syahbandar,” tuturnya.

Untuk itu, lanjut Hengki, ini langkah-langkah yang akan kami ambil terkait rencana pengawasan di selat Malaka dan selat Singapura serta peningkatan peran VTS Batam, akan dilaksanakan hal-hal sebagai berikut :
1. Pelaksanaan studi yang komprehensif terkait penyusunan proposal revisi Straitrep di Selat Malaka dan Selat Singapura di tahun 2021;
2. Penyampaian proposal revisi Straitrep di Forum TTEG di tahun 2022 dan IMO di tahun 2023, berdasarkan hasil studi yang komprehensif;
3. Perlunya merevisi Guidance for vessel navigating through the Straits of Malacca and Singapore, terutama terkait dengan pemberlakuan speed limit ketika kapal berlayar di sekitar Batu Berhenti.

“Itu langkah yang akan kami lakukan “ tandas Hengki.

Sedang, disinggung badan usaha layanan VTS yang digadang-gadang akan memberi pundi-pundi berupa penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang telah digarap pihak navigasi, dirinya mengaku masih dalam proses tahap demi tahap sebelum di lounching.

“Masih progress boss, fameliarisasi di 4 pelabuhan test bed tetap jalan,” tandasnya.

Seperti yang telah diberitakan sebelumnya, kecelakan Kapal berbendera Cyprus MV Tina I Call Sign 5BYH4 terjadi di titik koordinat 01° 11′ 213″ N / 103° 52′ 797″ E Perairan Batu Berhenti Selat Singapore Batam, Kepulauan Riau alami kandas diatas karang pada hari minggu, 22 November 2020, pukul 22.37 WIB lalu bèrsebelahan dengan kapal MV Shahras yang lebih dulu kandas.

Namun, MV Tina I pada Senin 30 November kemarin siang hari sudah bisa lolos dari kondisi kandasnya dan segera di boyong menuju Anchorage Area Batu Ampar dengan di towing tiga tug boat yang mendapat pengawalan kapal patroli KN Sarotama.

“Kapal dalam kondisi baik tidak ada tumpahan minyak dan kru kapal semuanya selamat,” terang Capt. Deddy Surachmad,S.SiT M.Mar Kasubsi Operasi Pangkalan PLP Tanjung Uban.

Sedang kapal MV Shahras yang kandas mendahului sejak 11 Mei lalu hingga saat ini masih dalam penanganan evakuasinya mengingat posisi kandas dibagian tegah dan sedikit ada retakan namun tidak mengakibatkan adanya tumpahan minyak.

“PLP tetap siaga lakukan pengawasan sebagai tindakan antisipatif terhadap kondisi yang tidak diinginkan,” pungkasnya. (omiz/die)

Comments are closed.