Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah meresmikan penerapan Sistem Nasional Single Window (NSW) hari jumat tanggal 29/1 di Dermaga Utara PT Jakarta International Container Terminal (JITC) Tanjung Priok. Diharapkan dengan adanya penerapan INSW administrasi ekspor impor semakin tertib karena menggunakan sistem online. Dimana sistem NSW ini membuat perijinan ekspor/impor tidak perlu manual melalui banyak pintu karena penyampaian data dan informasi dilakukan secara tunggal. Sistem ini akan diberlakukan di 5 pelabuhan yaitu Tanjung Priok-Jakarta, Tanjung Perak-Surabaya, Belawan-Medan, Tanjung emas – Semarang, Pelabuhan Sukarno-Hatta – Makassar selama 24 jam sehari dan 7 hari dalam sepekan. NSW juga memberikan kemudahan bagi para pelaku usaha dalam menjalankan aktivitasnya di pelabuhan, sehingga dapat mengurangi biaya ekonomi tinggi.
Acara peresmian ini dihadiri oleh Wakil Presiden Boediono, Menko perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Perindustrian MS Hidayat, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhamad dan undangan dari berbagai asosiasi dan duta besar negara tetangga.
Menurut Iwan Sabatini, Kahumas Pelindo III bahwa Presiden SBY telah melakukan teleconference dengan para pengusaha dan petugas bea cukai di 2 pelabuhan yaitu Pelabuhan Belawan-Medan dan Tanjung Perak-Surabaya dan dari hasil pemantaua teleconference di Pelabuhan Tanjung Perak bertempat di Kanwil DJBC Surabaya. Yang mendapat kehormatan ber-teleconference langsung dengan bapak Presiden adalah Suwondo (eksportir sepatu Jawa Timur), Judi Purwoko (Gabungan Importir / Gafeksi Jatim), Djusma Sutejo (Kakanwil DJBC Jatim) dan Cholik Kirom (Adpel Tanjung Perak).
Suwondo menyampaikan setelah beberapa waktu memakai sistem NSW ini dia mengaku mendapat banyak kemudahan dalam pelayanan pemrosesan dokumen ekspor yang rata-rata hanya membutuhkan waktu sekitar 10 – 15 menit. Tetapi dari teleconference tersebut juga disampaikan bahwa INSW harus segera mencari pemecahan jika terjadi gangguan jaringan Online, ini yang ditakutkan oleh para pengusaha menurut Judi Purwoko.
Dari Kakanwil DJBC dan Adpel Pelabuhan Tanjung Perak akan bersinergi untuk mendukung sistem NSW tersebut dengan berkoordinasi pihak terkait. Sedangkan Kholik Kirom, Adpel Tg Perak juga mendukung penuh sistem NSW dengan membuka pelayanan pelabuhan 24 jam selama 7 hari seminggu dengan harapan bisa meningkatkan produktivitas dan mengurangi closing time (kapal yang tinggal di pelabuhan) untuk menghindari pula waiting time (demorage) karena antrian kapal akibat pelabuhan tidak beroperasi. Pelayanan sistem NSW juga dilengkapi dengan tampilan website serta versi mobile, sehingga pengguna dapat mengakses dan melacak permohonan yang dilakukan darimana dan kapan saja dengan klik www.insw.go.id.
Pelindo III menyambut baik Operasional Pelabuhan 247 yang berari non stop 24 jam dalam 7 hari, Pelayanan dokumen baik di TPS, BJTI dan Cab Tg Perak setiap hari akan dibuka hingga jam 20.00 setiap harinya, hal ini diharapkan dapat menekan waiting time kapal, serta kelancaran kegiatan bongkar muat di Pelabuhan pada akhirnya dapat mempersingkat berthing time, hal ini perlu didukung oleh semua pihak terutama disaat seputar hari libur nasional, biasanya terjadi penumpukan barang atau petikemas dengan Yard Ocupation ratio yang agak tinggi akibat belum dapat dikeluarkan penumpukan barang karena masih menunggu proses dokumen pengeluaran barang, disamping itu Untuk meningkatkan Kinerja operasional Pelindo III juga telah mengalokasikan anggaran untuk Investasi di tahun 2010 seperti peningkatan Level of Safety sebesar Rp. 59,15 Milyard, Level of Service sebesar Rp. 392,08 Milyard, serta pengembangan usaha berupa Infrastruktur dan Suprastuktur sebesar Rp. 983,17 Milyard, diantaranya pembangunan Teluk Lamong dan pengadaan Container Crane, RTG dll, ini sekaligus kesiapan Pelindo III sebagai Terminal Operator sesuai PP 61/ 2009 tentang Pelabuhan. (sumber:Public.Relation .Pelindo III )